Pages

Minggu, 13 Januari 2019

Tugas2_MSDM_PEMELIHARAAN KARYAWAN PERUSAHAAN


PEMELIHARAAN KARYAWAN PERUSAHAAN


  • Tips meningkatakan loyalitas karyawan
Bagi perusahaan besar yang menargetkan profit dalam jangka panjang, karyawan adalah aset. Akan tetapi, karyawan tidak selalu loyal (setia) kepada perusahaannya. Bisa saja mereka mengundurkan diri dengan alasan tertentu. Bagaimana supaya mereka loyal sehingga kinerja perusahaan tidak terganggu?
Jika Anda pemilik atau manajemen perusahaan, tujuh tips berikut dapat membantu meningkatkan loyalitas karyawan Anda.
1. Memberikan hak-hak karyawan dengan baik
Karyawan direkrut untuk bekerja. Akan tetapi, kewajiban tersebut harus seimbang dengan hak-hak mereka. Hak-hak tersebut antara lain:
  • Gaji
  • Tunjangan kesehatan
  • Pelatihan
  • Fasilitas kerja
  • Kesejahteraan keluarga
  • Jaminan sosial tenaga kerja
  • Keamanan
  • Tunjangan hari raya
Hak-hak di atas tentunya harus diberikan secara profesional agar karyawan Anda tidak pindah kerja.
Jika hak-haknya sudah diberikan, karyawan akan fokus kepada kewajibannya saja tanpa direpotkan memikirkan hal-hal lain yang mengganggu
. Dengan kata lain, mereka tenang bekerja untuk memberikan kontribusi terbaik bagi kemajuan perusahaan. Bagaimana jika hak-hak karyawan tidak diberikan secara baik? Anda jangan mengharapkan kinerja mereka akan baik karena mereka akan terdemotivasi atau menuntut hak-haknya. Bukan tidak mungkin, mereka akan mengadukan Anda dan perusahaan Anda ke pihak berwenang.
2. Menerapkan penilaian kinerja yang efektif
Cara lain untuk meningkatkan loyalitas karyawan adalah menerapkan penilaian kinerja yang efektif. Penilaian seperti ini dilakukan secara fair dan objektif.
Fair berarti Anda menilai berdasarkan standar yang telah disepakati, sedangkan objektif berarti menilai berdasarkan pencapaian kinerja, bukan berdasarkan suka atau tidak suka.
Jika kinerja mereka dinilai secara efektif, karyawan akan senang karena jerih payah mereka dihargai dengan baik. Dengan demikian, mereka umumnya betah bekerja di perusahaan tersebut.
3. Menerapkan jenjang karier yang jelas
Selain hak karyawan dan penilaian kinerja yang efektif, menerapkan jenjang karier yang jelas dapat juga meningkatkan kesetiaan karyawan pada perusahaannya.
Jenjang karier yang jelas ini akan meningkatkan motivasi karyawan untuk bekerja dengan baik sehingga dia bisa meraih puncak kariernya.
Kejelasan jenjang karier umumnya berkaitan dengan:
  • Waktu kerja
  • Kompetensi suatu posisi
  • Kinerja karyawan
  • Perilaku karyawan
Sebagi contoh, seorang junior engineer bisa dipromosikan menjadi engineer setelah tiga tahun bekerja sepanjang kinerja, perilaku, dan kompetensinya memenuhi persyaratan posisi engineer.
4. Mempromosikan karyawan
Mempromosikan karyawan merupakan cara lain dalam meningkatkan kesetiaan karyawan pada perusahaan.
Cara ini umumnya dilakukan kepada karyawan spesial yang sangat dibutuhkan perusahaan.
Dengan kata lain, perusahaan takut kehilangan karyawan tersebut karena jika yang bersangkutan keluar akan mengganggu kinerja perusahaan.
Promosi ini diharapkan membuat karyawan bersangkutan merasa tertantang dengan jabatan barunya sehingga mengeluarkan kemampuan terbaiknya, tanpa memikirkan untuk pindah ke perusahaan lain.
Selain itu, promosi ini memberikan tambahan finansial bagi karyawan bersangkutan.
5. Membebaskan kreativitas
Membebaskan kreativitas karyawan dalam bekerja merupakan tips lain yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan kesetiaan karyawan.
Yang dimaksud kreativitas ini adalah hal-hal baik di luar standar kerja yang sudah ditetapkan.
Sebagai contoh, seorang engineer mengusulkan cara alternatif yang dapat melipatgandakan produksi tanpa peningkatan biaya.
Atau, seorang staf marketing yang mengusulkan cara unik yang berpotensi meningkatkan penjualan sebesar 50% dalam 3 bulan.
Usulan-usulan kreatif dari karyawan hendaknya Anda maknai sebagai kreativitas mereka, tanpa harus memangkasnya karena di luar standar kerja yang diterapkan.
Bagi si karyawan, pembebasan kreativitas ini akan memacu mereka bekerja lebih baik karena tidak merasa jenuh dalam rutinitas yang monoton.
6. Memberikan pinjaman lunak
Memberikan pinjaman lunak dapat juga dijadikan sebagai cara untuk meningkatkan loyalitas karyawan. Mengapa?
Selain dibantu dari sisi finansial, si karyawan bersangkutan harus melunasi pinjaman tersebut seandainya ia mengundurkan diri dari perusahaan.
Pinjaman lunak ini dapat berupa:
  • Pinjaman sebesar 24-36 gaji karyawan (tanpa bunga dan dicicil maksimal 10% dari gaji karyawan)
  • Pinjaman uang muka pembelian mobil atau biaya pembuatan rumah
7. Memberikan bonus
Cara terakhir untuk meningkatkan loyalitas karyawan adalah memberikan bonus. Ini bisa berupa bonus kinerja (performance bonus), bonus akhir tahun (year-end bonus), atau bonus pembagian keuntungan (profit-sharing bonus). Pemberian bonus ini menunjukkan bahwa perusahaan Anda profesional karena memberikan hal lain di luar hak karyawan. Oleh karena itu, diharapkan karyawan akan betah bekerja sehingga loyal kepada perusahaan.
Penutup
Loyalitas karyawan tidak dapat dipastikan dengan standar tertentu. Meskipun demikian, tidak ada salahnya Anda menerapkan satu atau beberapa tips di atas dalam meningkatkan loyalitas karyawan Anda.


Sumber : https://www.duniakaryawan.com/7-tips-meningkatkan-loyalitas-karyawan/

Sabtu, 24 November 2018

Tulisan2_MSDM_TIPS & TRIK WAWANCARA


TIPS & TRIK WAWANCARA



1. Tirukan Gerak Lawan Bicaramu

Jika seseorang tertarik dengan lawan bicaranya, secara tidak sadar dia akan menirukan gerak-gerik lawan bicara tersebut. Ketika lawan bicaranya menggaruk kepala, dia juga akan sedikit menggaruk kepalanya. Kalau lawan bicaranya mengerutkan dahi, dia akan ikut mengerutkan dahi.
Nah, tirukan saja gerak-gerik tubuh pewawancaramu untuk menimbulkan kesan bahwa kamu tertarik padanya dan menghargai dia. Jika kamu bisa melakukannya dengan halus, sang pewawancara akan lebih mempercayaimu dan menyukai pribadimu.
2. Berfikir Sebelum Menjawab Pertanyaan

Tunggulah hingga beberapa detik sebelum menjawab pertanyaan. Ini akan membuatmu terlihat sebagai pribadi yang tenang dan percaya diri. Jawabanmu juga akan terdengar lebih meyakinkan. Pasalnya, seseorang yang memang yakin terhadap pendapatnya tak akan segan meminta lawan bicaranya menunggu beberapa detik sebelum mengatakan sesuatu. Secara psikologis, sesuatu yang baik memang pantas ditunggu-tunggu.


3. Perhatikan Bahasa Tubuh Mu

Kita biasanya tidak sadar dengan bahasa tubuh sendiri. Padahal, bahasa tubuh ini bisa mengatakan lebih dari apa yang mulut kita sampaikan. Tangan yang dilipat di depan dada menunjukkan ketidaknyamanan, dan bermain-main dengan pulpen bisa berarti kamu gugup. Hati-hati — jika sang pewawancara menangkap ketidaknyamanan kita, itu bisa membuatnya merasa tidak nyaman juga. Kebayang ‘kan sesi wawancaramu bakal jadi seperti apa?

4. Berlatilah Mewawancarai Diri Sendiri Dengan Pertanyaan yang Ideal & Logis

Memvisualisasikan sesi interview ideal akan membantu otakmu lebih tenang. Visualisasi ini bisa kamu mulai sejak pertama kali kamu tahu kapan tanggal wawancaramu. Jika kamu diberitahu 1 minggu sebelum wawancara dimulai, maka sempatkanlah menghabiskan waktu setiap hari selama seminggu itu untuk membayangkan apa yang akan ditanyakan, dan bagaimana kamu akan menjawabnya.
Sepanjang sesi wawancara, visualisasikan pula bahwa kamu akan menjawab segala pertanyaan dengan tenang. Dengan begini, kamu tidak akan langsung panik ketika “ditodong” pertanyaan-pertanyaan yang rumit.
5. Baca & Perhatikan Gerak Tubuh Pewawancara
Ekspresi tubuh sang pewawancara juga harus kamu awasi. Jadikan itu panduanmu untuk mengetahui apa saja yang harus kamu lakukan sepanjang wawancara.
Sebagai panduan awal, ada tiga ekspresi tubuh yang bisa kamu perhatikan. Jika pewawancara mencondongkan badannya ke arahmu, kemungkinan dia tertarik dengan jawaban yang kamu lontarkan. Jika dia terus menatapmu, sebenarnya dia menunggumu mengelaborasi jawaban yang sedang kamu berikan. Jika dia menaikkan alis, tarik napas dan tetap tenang. Jelaskan ulang jawabanmu dengan kata-kata yang lebih meyakinkan.

Cukup sederhana untuk kamu hapalkan, bukan?
Semoga kamu sukses, ya!



Tulisan3_MSDM_Kompensasi


KOMPENSASI BAGI KARYAWAN


Secara umum,sebuah kompensasi (Financial Reward) yang diberikan oleh sebuah Organisaasi/Lembaga terkait kepada para karyawannya atas jasa yang telah mereka berikan dapat berbentuk;
  • Bentuk Kompensasi
1. Upah atau Gaji
Upah biasanya berhubungan dengan tarif gaji per jam (semakin lama kerjanya, semakin besar upahnya). Upah merupakan basis pembayaran yang kerap digunakan bagi pekerja-pekerja produksi dan pemeliharaan. Sedangkan gaji (salary) umumnya berlaku untuk tarif mingguan, bulanan atau tahunan.


2. Insentif
Insentif merupakan tambahan-tambahan gaji di atas atau di luar gaji atau upah yang diberikan oleh organisasi. Program-program insentif disesuaikan dengan memberikan bayaran tambahan berdasarkan produktivitas, penjualan, keuntungan-keuntungan, atau upaya-upaya pemangkasan biaya.


3. Tunjangan
Contoh tunjangan dalam perusahaan biasanya meliputi asuransi kesehatan, asuransi jiwa, liburan-liburan yang ditanggung perusahaan, program pensiun, dan tunjangan-tunjangan lainnya yang berhubungan dengan kepegawaian.


4. Fasilitas
Kenikmatan atau fasilitas seperti mobil perusahaan, keanggotaan klub, tempat parkir khusus, dan lain sebagainya.


  • Jenis-Jenis Kompensasi
Komponen-komponen dari keseluruhan program gaji secara umum dikelompokan ke dalam kompensasi finansial langsung, tak langsung, dan non finansial.

1. Kompensasi financial secara langsung
Kompensasi ini berupa bayaran pokok (gaji dan upah), bayaran prestasi, bayaran insentif (bonus, komisi, pembagian laba/keuntungan, dan opsi saham), dan bayaran tertangguh (program tabungan dan anuitas pembelian saham).


2. Kompensasi financial secara tak langsung
Kompensasi berupa program-program proteksi (asuransi  kesehatan, asuransi jiwa, pensiun, asuransi tenaga kerja), bayaran di luar jam kerja (liburan, hari besar, cuti tahunan dan cuti hamil) dan fasilitas-fasilitas seperti kendaran,ruang kantor dan tempat parkir.


3. Kompensasi non financial
Kompensasi berupa pekerjaan (tugas-tugas yang menarik, tantangan, tanggung jawab, pengakuan, dan rasa pencapaian). Lingkungan kerja (kebijakan-kebijakan yang sehat, supervisi yang kompoten, kerabat yang menyenangkan, lingkungan kerja yang nyaman).


  • Tujuan Pemberian Kompensasi
Pemberian sebuah kompensasi terhadap karyawan pasti memiliki tujuan positif. Menurut Notoatmodjo, tujuan dari kebijakan pemberian kompensasi meliputi;
a. Penghargaan terhadap prestasi karyawan.
b. Menjamin keadilan gaji karyawan.
c. Mempertahankan karyawan atau mengurangi turnover karyawan.
d. Memperoleh karyawan yang bermutu.
e. Pengendalian biaya.
f. Memenuhi peraturan-peraturan.










Source :